Harus ku akui, membangun hubungan dan mempertahankannya itu tidaklah mudah. Kami mulai bersama sejak umur yang bahkan
terbilang sangat muda yang tidak bisa menjadi sebuah patokan permulaan perasaan
itu. Bahkan perasaan itu pernah menjadi sebuah permainan di antara kami, yang
rasanya tidak akan bertahan lama. Namun siapa sangka, Tuhan memiliki cerita
lain untuk kami. Tak ada yang menyangka, bahkan kami, perasaan itu berubah
tidak lagi sebuah permainan tapi bahkan menjadi sesuatu yang sangat serius di
antara kami. Namun, hubungan kami tentu saja penuh dengan lika-liku yang bahkan
terasa sangat sulit bagi kami. Tawa dan air mata sudah sangat biasa dalam
hubungan ini, putus nyambung pun tak lepas dari hubungan kami. Walau begitu,
tak pernah ada rasa penyesalan sedikitpun dalam hatiku. Sebaliknya, perasaan
itu kian bertumbuh seiringnya waktu yang terus berjalan. Rasa bosan dan jenuh pun pernah menghampiri,
tapi tak menjadi alasan untuk kami berhenti bersama. Meski jarak dan waktu
adalah hal yang menjadi penghalang bagi kami saat ini, tapi itu tidak membuat
kami bimbang ataupun ragu. Justru perasaan itu seolah bertambah kuat, berusaha
mengalahkan kedua hal yang memisahkan kami. Dan kuharapkan perasaan itu akan bertumbuh dan tinggal selamanya di antara kami
Thursday, November 10, 2016
Sunday, November 6, 2016
Dear,
Sudah lama sekali rasanya aku tak menulis surat untukmu. Aku bahkan lupa bagaimana rasanya berkata-kata padamu. Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau bahagia? Aku rasa itu tak perlu ditanyakan lagi, bukan? Sudah pasti kau bahagia. Maaf, aku tak mampu menahan perasaan ku sendiri. Aku disini juga baik-baik saja bila kau memang ingin tahu. Tapi aku tak bahagia. Maaf
Sudah berapa lama tepatnya, 2 tahun? 3 tahun? Aku sampai lupa perjumpaan terakhir kita, tapi itu tidak membuatku melupakanmu. Aku masih ingat matamu yang sendu dan bibirmu yang tersenyum pun jarang. Aku bahkan harus berbuat bodoh hanya untuk bisa melihat lesung pipimu itu. Tapi tak apa, aku tak pernah menyesal.
Saat ini aku masih disini, sendiri, menunggu. Aku bahkan tak tahu apa yang aku tunggu. Dirimu kah? Atau orang lain kah? Entahlah. Mungkin siapa saja yang mampu menemukanku. Aku tak apa bila harus menunggu lebih lama, setidaknya aku tahu akan ada seseorang yang mencariku, iyakan?
Aku rasa sekian saja, aku tak tahu harus berkata apa lagi. Rasanya semakin lama aku takut aku semakin merindukanmu dan tak ingin melepasmu. Salam untuk siapapun yang kau temui disana, tetaplah bahagia, ku mohon, aku juga akan berusaha bahagia. Dan bila memang kau ingin, tunggulah aku, aku janji bila tak ada yang menemukanku, maka aku yang akan menemukanmu, dengan caraku sendiri tentunya. Agar aku bisa melihatmu lagi, agar kita bisa bersama lagi.
Dari,
Aku yang masih merindukanmu sampai saat ini
Sudah lama sekali rasanya aku tak menulis surat untukmu. Aku bahkan lupa bagaimana rasanya berkata-kata padamu. Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau bahagia? Aku rasa itu tak perlu ditanyakan lagi, bukan? Sudah pasti kau bahagia. Maaf, aku tak mampu menahan perasaan ku sendiri. Aku disini juga baik-baik saja bila kau memang ingin tahu. Tapi aku tak bahagia. Maaf
Sudah berapa lama tepatnya, 2 tahun? 3 tahun? Aku sampai lupa perjumpaan terakhir kita, tapi itu tidak membuatku melupakanmu. Aku masih ingat matamu yang sendu dan bibirmu yang tersenyum pun jarang. Aku bahkan harus berbuat bodoh hanya untuk bisa melihat lesung pipimu itu. Tapi tak apa, aku tak pernah menyesal.
Saat ini aku masih disini, sendiri, menunggu. Aku bahkan tak tahu apa yang aku tunggu. Dirimu kah? Atau orang lain kah? Entahlah. Mungkin siapa saja yang mampu menemukanku. Aku tak apa bila harus menunggu lebih lama, setidaknya aku tahu akan ada seseorang yang mencariku, iyakan?
Aku rasa sekian saja, aku tak tahu harus berkata apa lagi. Rasanya semakin lama aku takut aku semakin merindukanmu dan tak ingin melepasmu. Salam untuk siapapun yang kau temui disana, tetaplah bahagia, ku mohon, aku juga akan berusaha bahagia. Dan bila memang kau ingin, tunggulah aku, aku janji bila tak ada yang menemukanku, maka aku yang akan menemukanmu, dengan caraku sendiri tentunya. Agar aku bisa melihatmu lagi, agar kita bisa bersama lagi.
Dari,
Aku yang masih merindukanmu sampai saat ini
Monday, October 31, 2016
Kenangan Bukan Gedungnya
Menginjak tahun ketiga kuliah, menunjukkan semakin dewasa diriku saat ini. Semakin banyak waktu yang terus ku tinggalkan, semakin banyak kenangan yang berlari tertinggal oleh kenangan lainnya. Meski, masih ada saja hal-hal yang terus berusaha masuk di antara serpihan kenangan itu. Seolah menunjukkan bahwa dia tidak ingin ditinggalkan dan digantikan oleh yang lainnya.
"Masa SMA adalah masa yang paling indah" menjadi kalimat yang seolah menunjukkan bahwa masa itu memang masa yang paling indah, dan harus ku akui itu benar adanya. Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa itu akan menjadi saat yang saat ini ingin kulalui kembali.
Kenangan bukan gedungnya memang kalimat yang tidak salah, dan semua orang tentu mengakuinya. Kenangan yang ada di dalam gedung itulah yang terus berusaha hidup di pikiran setiap orang. Dimana setiap orang bahkan ingin mengulang kembali ke masa itu.
"Masa SMA adalah masa yang paling indah" menjadi kalimat yang seolah menunjukkan bahwa masa itu memang masa yang paling indah, dan harus ku akui itu benar adanya. Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa itu akan menjadi saat yang saat ini ingin kulalui kembali.
Kenangan bukan gedungnya memang kalimat yang tidak salah, dan semua orang tentu mengakuinya. Kenangan yang ada di dalam gedung itulah yang terus berusaha hidup di pikiran setiap orang. Dimana setiap orang bahkan ingin mengulang kembali ke masa itu.
I Remember
I remember
The time when we were nothing
I was stand in fore,
I was look at them
But there’s no you
On the hot afternoon
In the hustle class
People gathered me
Looking for my attention
But there’s no you
I was nervous
I was timorous
Everything looked new
Everybody looked strange
But there’s no you
On the next hot afternoon
In the hustle class
People gathered me
Looking for my attention
And there’s you
I was charmed
I was thank
Everything looked chummy
Everybody looked convenient
And there’s you
I remember
The time when we were nothing
I was stand in fore,
I was look at them
But there’s only you
Sunday, October 30, 2016
Sometimes
Sometimes I smile
To hide my tears
Sometimes I laugh
To hide my sadness
Sometimes I talk
To hide my fear
Sometimes I quiet
To hide my anger
Sometimes we have to pretend
Not to being another person
But to hide our real feeling
~Felhie
Feel
langit kali ini sedikit mendung,
namun cuacanya tetap panas
suara jangkrik terdengar bersautan menghasilkan nada yang indah
angin berhasil menggoyangkan jendela kamarku
buka. tutup. buka. tutup
dan membuat kertas-kertas di sekelilingku menari
daun-daun berdansa seirama dengan suara angin yang semakin kencang
menurut perkiraanku hujan akan semakin dekat
mungkin sang matahari sudah lelah bersinar
dan akhirnya memanggil awan gelap untuk menggantikannya
namun aku masih bisa melihat cahayanya
cahaya yang mulai berwarna senja
cahaya yang sebentar lagi akan redup
tapi aku tidak perlu khawatir
karena sang bulan siap memberikan cahaya baru
~ Felhie
namun cuacanya tetap panas
suara jangkrik terdengar bersautan menghasilkan nada yang indah
angin berhasil menggoyangkan jendela kamarku
buka. tutup. buka. tutup
dan membuat kertas-kertas di sekelilingku menari
daun-daun berdansa seirama dengan suara angin yang semakin kencang
menurut perkiraanku hujan akan semakin dekat
mungkin sang matahari sudah lelah bersinar
dan akhirnya memanggil awan gelap untuk menggantikannya
namun aku masih bisa melihat cahayanya
cahaya yang mulai berwarna senja
cahaya yang sebentar lagi akan redup
tapi aku tidak perlu khawatir
karena sang bulan siap memberikan cahaya baru
~ Felhie
Halo
Halo, perkenalkan aku felhie. seorang perempuan berumur 20 tahun di bulan November ini. Sekarang ini sedang menginjak masa kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana, pada tahun ketiga, old enough, huh? Mengambil Sastra Inggris sebagai jurusan yang saat ini ditekuni.