Monday, February 20, 2017

Merantaulah

Ini adalah tahun ketigaku sebagai anak rantau.

Hidup di kota orang itu, terbilang lumayan sulit untukku. Mandiri dan mulai terbiasa tanpa adanya orang tua dan keluarga terdekat itu mulai membentukku menjadi orang yang baru.

Dahulu, aku bahkan tak pernah membayangkan akan bisa terlepas dari kedua orang tuaku. Memikirkan bahwa aku akan sendirian di kota yang baru sudah membuatku merasa itu tidak akan terjadi, mengingat aku yang tidak pernah jauh dari papa. Namun siapa yang menyangka, aku yang akhirnya meminta untuk dilepaskan. Aku yang meminta untuk belajar hidup sendiri, tanpa kedua orang tuaku.

Aku bahkan masih mengingat masa awal aku menginjakkan kota ini. Kota dingin dan sepi yang bahkan tak pernah aku dengar sebelumnya, Salatiga, yang mungkin sebagian orang akan bertanya, dimana? Tak pernah dengar. Yakinlah, akupun begitu pada awalnya. Kota yang sangat asing untukku. Suhu dan makanan yang tak sesuai, cuaca dan rasa yang tak sama. Sangat sulit untukku menyesuaikan diri lagi. Membuka diri lagi dengan orang-orang yang kini lebih sering bersama kuhabiskan waktuku.

Namun, bila dapat kukatakan,

Merantaulah,

Dan kau akan mengerti apa yang kini kurasakan. Pelajaran yang tak akan pernah kau dapatkan ketika setiap hari bertemu dengan orang tuamu. Kisah hidup yang tak akan sama bila kau menghabiskan waktu dengan orang yang sama.

Merantaulah,

Dan kau akan bersyukur telah bertemu orang baru, merasakan suasana baru. Meskipun terasa berat pada awalnya, tangisan dan rasa rindu akan terus menghampiri. Namun sesuatu yang tak pernah kau bayangkan, akan mengisi lembar hidupmu yang baru.
Share:

0 comments:

Post a Comment