Kemarin, tidak seperti kelas biasanya yang diajar oleh dosen, 3 orang travel writer diundang untuk menjadi pembicara di guest lecture kami, sebuah alternatif lain untuk belajar. Di awal acara, kami diminta untuk memotret apa saja di lingkungan kampus, namun hasil potret kami harus mempunyai cerita di dalamnya. Menjadi seorang perempuan yang tidak terbiasa memotret hal lain selain selfie membuatku terdiam dan bingung mengenai apa yang harus dipotret.
(Hasil potretan yang pertama)
Aku bahkan tidak tahu harus memotret apa. Kalaupun ada, aku merasa bahwa gambar itu tidak punya cerita di dalamnya, hanya sebuah gambar yang diambil secara acak.
(Hasil potretan kedua)
Namun, di gambar yang kedua membuatku sadar. Bila diperhatikan lebih lagi, ada sebuah cerita yang tersimpan.
Seburuk apapun keadaan, ketika semua terasa tidak mungkin, ada secuil harapan yang mungkin saja tercipta. Seperti bunga yang mampu tumbuh di tanah yang tandus.
Hal kecil seperti itupun membuatku menyadari, semua hal memiliki cerita tersembunyi.Yang bila dipandang sekilas tidak berarti apa-apa, namun ketika diperhatikan lebih, bercerita banyak hal.
